Popular Posts

Penulisan skenario

Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.

Melalui beberapa sumber, disini ane coba untuk memaparkan detil-detil pembuatan skenario.



IDE CERITA

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apasih yang PALING AWAL dilakukan saat menulis skenario?

Langkah awal pembuatan skenario adalah, yup, IDE CERITA

Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan saja kedalam tulisan dan sebaiknya cukup dalam satu kalimat saja. Contohnya:tentang cinta seorang anak remaja yang sedang jatuh cinta dengan gadis milik temannya, atau tentang seorang ibu yang harus bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan ke-dua belas anaknya. Jika memakai bahasa inggris, biasanya berwujud seperti : the story tells us about the robber that want to marry his victim, atau, about a daughter that always love her teddy bear.

Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Memang ada beberapa yang subyeknya berbentuk non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun. Namun terkadang akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut akan dibuat “berjiwa manusia

Contoh ide cerita: sepasang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.

CERITA DASAR

Ide cerita karena hanya memiliki satu kalimat, maka harus diubah menjadi cerita dasar (basic story), yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

KARAKTER

Dalam skenario yang akan kita buat, pasti akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan mengenalinya lebih dalam. Banyak sekali kegunaannya. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga bagaimana terjadinya konflik antara satu tokoh dengan tokoh lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.

Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan memberikan data mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran (ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik, intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.

Contoh perincian karakter: Anya, cewek SMA 17 tahun, sangat pintar. Tatap matanya genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.

LOKASI

Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung) terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.

Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi juga jalan atau tempat lain.

Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai petunjuk bagi set builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.

PLOT

Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :

Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Anya mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Anya menerima ajakan Andre, teman sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Anya hamil. Untunglah Andre mau bertanggung jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.

Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Anya menuduh Andre selingkuh dengan Dea, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga menuduh Anya main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai hari-hari.

Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang harus dipikirkan. Happy ending.

OUTLINE

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Rumah Anya :
1.1. Anya berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2. Anya dan Andre saling curi-curi pandang,
1.3. Karena kebanyakan minum Anya mabuk, party hampir usai,
1.4. Teman-teman Anya pulang, Andre terlihat enggan pulang,
1.5. Andre menyusul Anya yang menuju kamar tidur, dst

SCENE

Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH ANYA – MALAM

ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
INT. RUMAH ANYA – MALAM
Anya berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.

DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over(V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut:

1. INT. RUMAH ANYA - MALAM
Anya dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.
ANYA

(V.O)

Hidup ini gak perlu lah dijalani dengan relijius banget! Bullshit lah dengan semua itu! Ini hidup yang aku benar-benar dambakan. Kenikmatan dan buaian serta kehausan akan dunia malam ini pun menyelimutiku. Begitu bebasnya hidup jika bisa seperti ini setiap hari.

·         ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font: 
Courier New
2. Ukuran/size: 12.
3. Spasi: satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.

Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.

ISTILAH PENTING

·         BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.

·         CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.

·         COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.

·         CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi

·         CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.

·         CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.

·         DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.

·         ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.

·         EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.

·         FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.


·         FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.

·         FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.

·         FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.

·         FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.

·         INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.

·         INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.

·         INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.

·         LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.


·         MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penulisan skenario"

Posting Komentar